Update Filosofi Gula (Puisi Perihal Kopi)
Filosofi gula, puisi perihal kopi. Jika biasanya kita membaca perihal filosofi kopi, ternyata bukan hanya filosofi kopi, filosofi gula pun juga ada buktinya, pada puisi perihal kopi atau puisi kopi yang diterbitkan ini, berjudul puisi filosofi gula yang di tulis oleh Arkan Dp.
Nah bagaimana kata kata kopi dan gula dalam bait puisi filosofi gula dan kopi? Untuk lebih jelasnya dongeng perihal kisah gula dan kopi dalam bait bait puisi kopi atau perihal puisi filosofi gulan dan kopi disimak saja dibawah ini, puisi perihal kopi dengan judul puisi filosofi gula berikut ini puisinya.
FILOSOFI GULA
Terpujilah kopi atas nama gula yang terlarut
Dalam cangkir yang mendidih
Menghilangakan rasa manis
Pada aroma kegelapan
Yang meleburkan titik-titik kristal
Dan saya tidak memaksamu untuk memahami filosofi gula
Karena kitab suci juga mewajibkan insan bermoral
Dan gula terus bersyukur atas nikmat-Nya
Meski terabai dalam secangkir kopi
Lidah, mata dan jantung yaitu samudra
Yang melayari tetes demi tetes
Dalam aroma kopi yang kamu dustakan
Setelah kamu teguk dari puncak kenikmatan
Bahkan melupakan manisnya gula
Tak ada yang lebih menderita dari gula
Menahan getirnya cinta kasih yang terlupa
Dalam teladan pikir yang sempit
Atas sanjungan kepada kopi
Dari perjalanan yang kamu nikmati
Dan rasa elok menahan tangis yang mengalir
Dari air mata mendidih memekik dalam isak
Dan saya banyak mencar ilmu dari gula
Dalam cinta kasih yang tulus
Demi memberi rasa elok pada kopi
Tak banyak yang kita sanggup dari gula
Selain rasa elok yang mengkristal
Hingga terlupa dalam perselingkʋhan air mendidih
Yang sekedar ikatan yang tak terikat
Dalam gelas-gelas yang bening
Lalu terbentuklah persenyawaan kopi
Yang menghancurkan nilai-nilai manis
Dari kepentingan penikmat kopi
Yang menyuap malaikat dengan maksud membeli surga
Untuk menyaksikan dosa-dosanya pada gula
Dalam tetes demi tetes yang mengkristal
Demikianlah puisi filosofi gula atau puisi perihal kopi yang ditulis oleh Arkan Dp, agar puisinya menghibur bagai pembaca yang menyukai rangkaian kata kata kopi atau perihal puisi kopi, baca juga artikel kopi yang lain di blog ini. terima kasih sudah berkunjung.
Nah bagaimana kata kata kopi dan gula dalam bait puisi filosofi gula dan kopi? Untuk lebih jelasnya dongeng perihal kisah gula dan kopi dalam bait bait puisi kopi atau perihal puisi filosofi gulan dan kopi disimak saja dibawah ini, puisi perihal kopi dengan judul puisi filosofi gula berikut ini puisinya.
FILOSOFI GULA
Karya : Arkan Dp
Terpujilah kopi atas nama gula yang terlarutDalam cangkir yang mendidih
Menghilangakan rasa manis
Pada aroma kegelapan
Yang meleburkan titik-titik kristal
Dan saya tidak memaksamu untuk memahami filosofi gula
Karena kitab suci juga mewajibkan insan bermoral
Dan gula terus bersyukur atas nikmat-Nya
Meski terabai dalam secangkir kopi
Lidah, mata dan jantung yaitu samudra
Yang melayari tetes demi tetes
Dalam aroma kopi yang kamu dustakan
Setelah kamu teguk dari puncak kenikmatan
Bahkan melupakan manisnya gula
Tak ada yang lebih menderita dari gula
Menahan getirnya cinta kasih yang terlupa
Dalam teladan pikir yang sempit
Atas sanjungan kepada kopi
Dari perjalanan yang kamu nikmati
Dan rasa elok menahan tangis yang mengalir
Dari air mata mendidih memekik dalam isak
Dan saya banyak mencar ilmu dari gula
Dalam cinta kasih yang tulus
Demi memberi rasa elok pada kopi
Tak banyak yang kita sanggup dari gula
Selain rasa elok yang mengkristal
Hingga terlupa dalam perselingkʋhan air mendidih
Yang sekedar ikatan yang tak terikat
Dalam gelas-gelas yang bening
Lalu terbentuklah persenyawaan kopi
Yang menghancurkan nilai-nilai manis
Dari kepentingan penikmat kopi
Yang menyuap malaikat dengan maksud membeli surga
Untuk menyaksikan dosa-dosanya pada gula
Dalam tetes demi tetes yang mengkristal
Demikianlah puisi filosofi gula atau puisi perihal kopi yang ditulis oleh Arkan Dp, agar puisinya menghibur bagai pembaca yang menyukai rangkaian kata kata kopi atau perihal puisi kopi, baca juga artikel kopi yang lain di blog ini. terima kasih sudah berkunjung.
Post a Comment for "Update Filosofi Gula (Puisi Perihal Kopi)"